Apa itu Bergejil ? Arti Berdasar Cocoklogi - Andreans
News Update
Loading...

Selasa, 30 April 2019

Apa itu Bergejil ? Arti Berdasar Cocoklogi

Bagi para member baru grup Facebook Motuba (Mobil Tua Bangka) dan Bekakas (Bergejil Penyuka Motor Bekas) pasti akan sedikit bingung menyaksikan thread-thread diskusi dari para member sepuh yang menyebut dirinya "Gejil" atau "Bergejil" dan memanggil member lain dengan sebutan "mbah". 

bergejil

Termasuk saya dulu juga awalnya merasa aneh dengan sebutan "gejil". Namun saya enjoy saja karena berawal dari grup cocoklogi yang menggunakan panggilan "Rakjel" dan "ngademin", lalu sipzip dengan ciri khasnya "member" dan "adm00n", yang pada akhirnya bisa membuat saya menghargai tentang sebuah tradisi dari suatu grup. 

Hingga suatu saat terbesitlah pemikiran tentang makna sebenarnya dari kata "Gejil" atau "Bergejil" bisa juga "Begejil". Pada artikel ini saya akan memaparkan beberapa temuan saya di dunia maya mengenai arti kata bergejil lalu dihubung-hubungkan untuk menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pertama kali saya mencarinya di Google adalah muncul dari blog Yudibatang.com, yang pada intinya Bergejil adalah sebutan bagi para anak alay atau lebay yang suka bertindak OOT dan tidak peduli faktor keamanan.
  2. Dari blog angkringan.wordpress.com, Begejil artinya adalah sebuah kata sifat yang merupakan sebutan bagi para ABG labil yang tidak tahu tata krama.
  3. Dari komenan member grup Bekakas, yakni Galah Jaladri, bahwa Bergejil artinya adalah sebutan bagi anak yang kurang ajar atau ndableg.
Nah jika ditarik satu benang merah maka bisa diartikan Bergejil itu anak nakal atau bandel. Bisa dibayangin kan anak bandel itu gimana? susah di atur, susah diomongin, suka bertindak sesukanya.

bergejil

Lalu mengapa kok bisa diartikan negatif seperti itu? bagaimana bisa? disini ilmu cocoklogi perlu diterapkan. Melalui postingan yang saya temukan di akun Facebook milik Soekamto Praptodiwirjo, beliau share tulisan Bocahbajang KMR tentang "Nagapuspa" (siluman naga) yang mengganggu pertapaan Anglingdarma, sebuah cerita pewayangan . Berikut kutipannya yang berhubungan :

"Tingkah polah penghuni hutan yg tdk kasat mata tsb... smkn menjadi-jadi...berusaha membangunkan tapa Anglingdarma...bahkan para bergejil itu ada yg melempari dg batu..."

"Waktu yg ditunggu pun tiba... Anglingdarna bangun dari semedinya... krn waktu yg diperlukan sdh mencukupi... bukan krn godaan para bergejil dan dedemit yg ada di hutan tsb..."

"Tubuh Anglingdarma...mengeluarkan hawa panas yg dirasakan oleh para bergejil penghuni hutan.... Mereka kepanasan tubuhnya... terasa terbakar katanya... Mereka... para bergejil pada lari... bersembunyi... Kini tinggal Nagapuspa dibantu oleh dua sosok pembantunya... Banaspati dan Setangundhul...Mereka bertiga mengeroyok Anglindarma..."


Dari cerita pewayangan khas tanah jawa tersebut bisa kita ketahui bahwa Bergejil adalah sebutan bagi kaum lelembut yang suka berbuat onar. Entah wujudnya bagaimana, namun dari kata "Para" berarti banyak, lalu suka berbuat onar bahkan nekat melempar batu, bisa dibayangkan bahwa itu adalah ciri khas perbuatan anak-anak. 

Nah, dari cerita pewayangan tersebut yang jarang diketahui yang merupakan budaya lama, bisa kita simpulkan bahwasannya mungkin kronologinya begini :

Cerita pewayangan yang memuat tentang perilaku bergejil (makhluk tak kasat mata) populer di masyarakat, lalu kata bergejil diserap masyarakat untuk menyebut anak-anak nakal karena kelakuannya mirip dengan yang diceritakan di pewayangan (tukang rese'). Jadi sebuah kata perumpamaan. 

Makin hari masyarakat makin terbiasa menggunakan kata Bergejil sehingga makna aslinya pun bisa berubah. Termasuk saat ini yang menjadi kata sebutan bagi para member Motuba dan Bekakas untuk lucu-lucuan dan sebagai bentuk keakraban. 

Jadi makna aslinya adalah sebutan bagi makhluk astral yang tukang resek namun dengan bangganya para member di grup Motuba dan Bekakas menyebut dirinya bergejil, NGOAHAHAHAHA, dusnan. Selain itu, gejil biasanya sebutan bagi member yang masih muda, sedangkan yang lebih tua dipanggil mbah. 

Tapi ya jangan dianggap serius, ini hanya cocoklogi, dan saya anggap untuk era saat ini kata bergejil memang sangat punel sebagai kata panggilan yang menunjukkan keakraban dan kesopanan antara yang tua dan yang muda, dan makna aslinya pun tidak perlu dipermasalahkan lagi. Karena di grup-grup khas jawa terutama dari jateng yang merupakan pusat budaya, yang diutamakan adalah seduluran dan kerukunan.

Terimakasih telah membaca, gejil mohon maaf ya mbah kalo ada salah kata. 

Jangan Lupa Share Gan

1 komentar

Hai Readers..
Terimakasih sudah menerapkan budaya membaca.
Done